Rabu, 24 November 2010

Bullying, Masih Jaman?


Masa SMA pasti tidak pernah bisa lepas dari yang namanya bullying. Menurut Komisi Perlindungan Anak, bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi dimana ada hasrat untuk melukai atau manakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma / depresi dan tidak berdaya. Ga jarang loh bullying bisa bikin seseorang bunuh diri. Hal ini malah terjadi pada seorang siswi SMP, Fifi Kusrini (14), 17 juli 2005 lalu. Fifi yang ayahnya bekerja sebagai tukang bubur, nekat mengakhiri hidupnya karena sering diejek oleh teman-temannya. hal ini tentu sudah diluar batas kewajaran dan harus dihentikan.
Bentuk bullying biasanya tebagi menjadi tiga, yaitu :
·         Fisik (memukul, menampar, memalak atau meminta paksa yang bukan miliknya, )
·         Verbal (memaki, mengejek, menggosip, membodohkan dan mengkerdilkan).
·         Psikologis (mengintimdasi, mengecilkan, mengabaikan, mendiskriminasikan).
Dampak bullying juga bermacam-macam, dari mulai depresi, penurunan nilai, kenaikan tingkat agresi dan yang paling parah ya itu tadi. Bunuh diri. Tapi apakah ini menjadi suatu kewajaran di lingkungan sekolah khususnya lingkungan SMA?

Sampai saat ini bullying, atau lebih dikenal dengan perploncoan, tidak pernah dianjurkan di sekolah-sekolah karena dapat membahayakan jiwa dan raga orang yang di-bully. Beberapa pelaku bullying mengatakan kalau bullying adalah salah satu bentuk orientasi yang harus dijalani siswa baru. Tapi hal ini merupakan salah besar. Orientasi tidak harus dengan bullying. Bullying hanya akan membuat sebuah tradisi perpeoncoan yang turun temurun dari generasi ke generasi. Linkaran setan ini tentu saja arus diputus. Untuk memberantas kasus bullying di sekolah, tentu saja diperlukan partisipasi dari berbagai pihak, terutama pihak sekolah. Pihak sekolah harus melaran kegiatan ini dan memberikan sanksi bagi yang masih melakukan bullying. Para siswa juga seharusnya jangan takut untuk melaporkan kepada sekolah jika terjadi kasus bullying yang menimpa meraka atau teman mereka. Dengan begini, mungkin kasus seperti Fifi tidak akan kita temui lagi di masa depan.

(Siti Rizkika Anisa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar